Reviewmu.com

Rabu, 18 Juni 2008

To unlock the potential within, to secure a brighter future

To Unlock The Potential Within, To Secure A Brighter Future

Oleh : Steven Agustinus

Pengaruh potensi yang dimiliki seseorang terhadap masa depannya sangatlah besar. Indonesia adalah negara yang kaya akan berbagai sumber daya, baik alam maupun manusia, tapi untuk bisa memiliki sumber daya manusia yang menunjang, mau tidak mau potensi-potensi yang ada dalam diri seseorang harus dimunculkan dan diasah.
Tanpa terus mengasah potensi, seseorang tidak akan bisa bekerja secara maksimal. Secara otomatis ia akan memiliki kecenderungan untuk bekerja demi mendapatkan gaji dan bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari belaka. Sebetulnya alasan klise seperti itu bisa kita hindari (atau setidaknya diminimalkan), karena jika kita bekerja sesuai dengan potensi yang kita miliki, otomatis kita akan mendapatkan hasil yang maksimal. Dengan mendapatkan hasil yang maksimal, secara otomatis masa depan kita akan menjadi lebih baik.



Suka ataupun tidak, setiap orang pasti akan menghadapi persaingan dalam dunia kerja. Sebagai suatu bangsa yang sebentar lagi akan memasuki era globalisasi, secara otomatis kita pun akan mulai bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Di sisi lain, saya mendapati banyak orang asing yang siap untuk ‘menyerbu’ masuk ke Indonesia dengan berbagai potensi yang sudah terasah. Ketika mereka datang, mereka akan masuk sebagai tenaga kerja ahli. Akibatnya, tanpa terus menggali potensi dan keahlian yang kita miliki, kita tidak akan bisa bersaing dengan orang-orang asing yang memiliki kebebasan untuk datang dan bekerja di Indonesia.


Potensi = Kesempatan = Masa Depan?

Sering kita jumpai banyak orang berpotensi yang tidak memiliki kesempatan. Saya pernah melihat sebuah tayangan di televisi tentang anak-anak yang berprestasi; ada yang meraih gelar juara olimpiade matematika se-Asia, ada juga yang meraih gelar grandmaster di dunia percaturan. Walaupun anak-anak ini cerdas dan berpotensi, tanpa ditunjang oleh hal-hal lain (‘faktor X’), potensi mereka tidak akan pernah bisa dimunculkan.


Setiap orang pasti memiliki setidaknya satu potensi, meskipun potensi itu sederhana dan kadangkala justru dipandang negatif oleh orang lain. Sebagai contoh: mungkin kita sering merasa terganggu dengan orang-orang yang ceriwis atau suka berbicara; seandainya orang-orang tersebut bisa kita arahkan, latih, dan isi hidupnya dengan hal-hal yang positif dan berkualitas, mereka akan menjadi orang-orang yang sangat potensial untuk menjadi pembicara yang handal. Namun, seringkali yang menjadi persoalan adalah benturan yang kita alami dengan sistem, apalagi jika orang-orang yang potensial ini berasal dari keluarga yang kurang mampu. Terkadang, seseorang yang kaya dengan berbagai potensi tidak menyadari kelebihan yang dimilikinya. Seringkali hal itu disebabkan karena orang yang bersangkutan belum menemukan ‘ladang’ yang tepat untuk menyalurkan dan mengaryakan potensi-potensinya.


Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menggali potensi, antara lain dengan mengikuti pelatihan. Selama ini saya mendapati bahwa sistem pendidikan di Indonesia secara umum cenderung untuk melatih kita menjadi siswa yang pandai, bukan siswa yang cerdas. Padahal untuk bersaing dan menjadi sukses, kita tidak bisa ‘sekadar’ menjadi orang yang pandai – kita membutuhkan kecerdasan.


Pandai VS Cerdas

Pandai lebih mengacu pada kemampuan penguasaan materi; sedangkan orang yang cerdas memiliki kemampuan berpikir sedemikian rupa, sehingga ketika menghadapi kasus-kasus yang tidak pernah ditemukan dalam textbook, ia akan tetap bisa menemukan solusi. Untuk menjadi orang yang pandai hanya dibutuhkan ketekunan. Jika kita tekun membaca buku yang sama berkali-kali, kita akan dapat menguasai isi buku tersebut. Akan tetapi, hafal belaka tidak menjamin bahwa otak kita langsung mengetahui cara penerapannya.


Meskipun kemampuan untuk menghafal itu penting, namun kemampuan untuk menganalisa-lah yang seringkali kita butuhkan jika ingin meraih kesuksesan. Itu sebabnya, orang-orang yang pandai di bangku sekolah belum tentu bisa berhasil dalam dunia kerja; sebaliknya, ada orang-orang yang (mungkin) kurang pandai di bangku sekolah, namun dengan cepat mengalami lompatan ketika diterjunkan dalam dunia kerja karena memiliki intelegensi atau kecerdasan yang bagus.


Tidak jarang pula kita menjumpai orang-orang yang rajin mengikuti berbagai seminar dan pelatihan, namun seakan-akan tidak mengalami kemajuan apapun. Masalahnya bisa bersumber dari dua sisi: yang pertama, karena orang-orang yang mengajar pada seminar atau training tersebut kurang mampu untuk mengomunikasikan apa yang ingin mereka sampaikan. Sebagai akibatnya, para peserta yang ada tidak bisa mendapatkan manfaat secara maksimal. Sisi yang kedua, karena orang yang menghadiri seminar atau training tersebut tidak berusaha untuk memahami apa yang mereka pelajari lebih lanjut. Ketika kita mengikuti suatu seminar atau pelatihan, seringkali kemampuan kita untuk menyerap apa yang disampaikan oleh pembicara tidak lebih dari 50%. Karena itu, usahakanlah untuk mencatat semaksimal mungkin setiap materi yang disajikan, sehingga kita bisa mempelajarinya kembali setelah seminar usai. Semakin sering kita mempelajari materi tersebut, pemahaman kita akan semakin berkembang. Bagaimanapun juga, konsep pikir kita sebagai pendengar harus diselaraskan dengan cara berpikir sang pembicara. Jika kita mencerna apa yang disampaikan oleh pembicara dengan konsep pikir kita sendiri, besar kemungkinan kita akan mengalami misinterpretasi. Ketika kita mulai memiliki cara berpikir yang sama dengan si pembicara, kita hanya perlu mempraktekkan pelajaran yang sudah kita terima dan perubahan pasti akan terjadi.


Salah satu cara untuk menggali dan mengasah potensi tanpa biaya yang mahal adalah dengan bekerja magang pada orang lain. Amati orang-orang yang sudah berhasil, yang memiliki kesamaan potensi seperti yang kita miliki, dan belajarlah untuk ‘mendedikasikan’ diri kepada orang tersebut tanpa memikirkan masalah gaji samasekali. Tetapkan tujuan untuk belajar dari orang yang sudah berhasil ini, karena siapa tahu, di waktu yang akan datang kita dapat meraih keberhasilan di bidang yang sama.


Indonesia adalah bangsa yang besar dan memiliki banyak potensi, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Saya yakin, Anda adalah salah satu sumber daya manusia yang diharapkan untuk bangkitnya Indonesia di masa yang akan datang. Masa depan Indonesia ada di tangan Anda; dengan memunculkan diri sebagai seseorang yang berpotensi dan memiliki mentalitas yang baik, Anda akan menjadi jawaban dan tumpuan bagi masa depan bangsa ini

Tidak ada komentar: